Minggu, 18 April 2010

MUSIK DAN DUNIA ANAK

Musik sebagai salah satu cabang seni, merupakan bagian dalam kehidupan manusia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan ekspresif manusia, tidak terkecuali anak-anak. Namun, jika kita mengamati fenomena saat ini tentang dunia musik anak-anak sangatlah mengkhwatirkan. Saat ini kebanyakan anak mengkonsumsi musik yang tidak sesuai dengan perkembangannya, baik perkembangan fisik maupun psikisnya.
Secara fisik, fisiologi organ tubuh seorang anak tidak akan sama dengan orang dewasa. Misalnya, seorang anak tidak akan mampu menyanyikan lagu yang diciptakan untuk orang dewasa karena perbedaan range suara. Range suara anak-anak lebih pendek dibanding orang dewasa terkecuali untuk anak yang memang mampu mengolah teknik sehingga bisa menyamai orang dewasa.
Disamping itu, secara psikis lagu yang diciptakan untuk anak-anak akan sangat berbeda. Hal ini berkaitan dengan tema atau lirik sebuah lagu. Tema lagu yang cocok untuk anak-anak adalah yang sesuai dengan kehidupannya, misalnya, tentang dunia bermain, rajin belajar, pertemanan, cinta terhadap tuhan atau orangtua. Berbeda dengan tema lagu untuk orang dewasa yang begitu kompleks dengan segala permasalahan kehidupan, percintaan, perselingkuhan, putus cinta, cinta bertepuk sebelah tangan dan masih banyak lagi. Secara psikologis lagu-lagu dengan tema tersebut tidak cocok untuk untuk anak-anak, tidak seharusnya dunia anak yang menyenangkan harus dibebani dengan kompleksitas permasalahan seperti itu. Meskipun hanya dalam bentuk musik atau lagu, disadarai atau tidak hal ini akan berpengaruh bagi perkembangan anak.
Dari fenomena ini akan ada banyak pertanyaan yang muncul dari benak kita. Siapakah yang salah? Siapa yang bertanggung jawab? Apakah salah si anak yang sering menonton acara musik di TV yang hampir semuanya menyajikan musik orang dewasa? Apa salah orangtua, yang tidak membimbing anak dalam memilih acara musik di TV? Apa salah stasiun televisi yang menayangkan acara musik yang hampir seluruhnya musik orang dewasa? Atau mungkin salah musisinya yang menciptakan lagu hanya untuk orang dewasa? Entah siapa yang salah, namun kenyatannya seperti itu.
Musik di Indonesia saat ini dikuasai oleh musik industri, sehingga seorang musisi atau seniman akan menciptakan komposisi musik yang sesuai pasar. Anak-anak termasuk dalam pasar itu, seharusnya di imbangi oleh musisi atau seniman yang menciptakan lagu untuk anak-anak. Jika dulu kita mengenal nama-nama pencipta lagu untuk anak-anak seperti Ibu Kasur atau Pak Kasur, sekarang siapa penerusnya? Wajar jika anak-anak mengkonsumsi lagu orang dewasa, alasannya mungkin karena lagu anak-anak tidak seramai pasar musik orang dewasa. Kita ingat, sekitar tahun 90an banyak acara musik untuk anak-anak, misalnya tralala trilili yang dibawakan oleh Agnes Monica, ci luk ba yang dibawakan oleh Meysi atau Dunia Anak yang dibawakan oleh Kak Ria dan Suzan, anak-anak saat ini kemungkinan besar tidak akan mengetahuinya, karea artis cilik tersebut sekarang telah berubah menjadi anak remaja dan dewasa. Salah satu acara musik anak-anak yang dikenal masyarakat sekarang adalah Idola Cilik. Secara fisik mereka memang cilik, namun jika dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, kebanyakan mereka menyanyikan lagu orang dewasa.
Salah satu cara mengatasi fenomena ini adalah dengan mengimbangi pasar. Lagu anak-anak harus ikut bersaing di tengah-tengah ramainya pasar musik Indonesia. Harus ada yang melanjutkan jejak Ibu kasur atau Pak Kasur dalam menciptakan lagu untuk anak-anak. Jika musisi saat ini banyak menciptakan lagu untuk orang dewasa, semoga kedepannya calon-calon musisi yang akan datang bisa memperhatikan nasib dan masa depan dunia musik anak-anak di Indonesia.
Jadi siapakah yang seharusnya pertama kali tergugah dan bertindak melihat fenomena ini?